Kamis, 02 Desember 2021

Takut

Desember 02, 2021 0 Comments
Aku yakin, setiap orang pernah mengalami hal ini. Rasa takut menghadapi hari esok. Takut sesuatu yang kita tidak inginkan akan terjadi. Rasanya ingin melintasi waktu untuk melewati hari tersebut. Tapi sadar, itu hanyalah angan semata yang nggak akan menjadi kenyataan sampai kapanpun. Mencoba lari dari kenyataan, melayani rasa takut yang semakin menguasai relung hati. Namun, nggak ada gunanya. Karena, satu-satunya cara mengatasi masalah yaitu dengan menghadapinya. Nggak ada jalan lain. 

Aku pernah, bahkan sering mengalami perasaan tersebut. Rasa tidak nyaman timbul ketika kita merasa takut dengan situasi dan kondisi pada saat itu. 

Kalau aku pribadi, biasanya perasaan takut itu muncul menjelang ujian. Rasanya mau cepat-cepat melewati hari-hari saat ujian berlangsung. 

Semakin ke sini, aku semakin sadar. Kalau hari esok jangan terlalu dipikir berlarut-larut. Percuma. Yang ada, kita bakal jadi down dan merasa terbebani.

Sekarang, aku belajar menerima keadaan. Mau itu buruk, mau itu baik, jalanin aja. Enjoy your life. Aku sayang diri aku, terutama dengan kesehatan mental diri sendiri yang sepatutnya dijaga. Dengan memikirkan sesuatu hingga berlarut-larut, sama saja dengan menyiksa diri kita yang sudah berjuang dalam segala hal.

Kalau perasaan takut itu masih ada, aku melakukan hal-hal yang membuat aku lebih tenang. Seperti membaca novel, menggambar, atau menulis curhatan seperti ini misalnya. Setelah melakukan hal-hal yang membahagiakan seperti itu, biasanya perasaanku akan jauh lebih baik.

Untuk kamu yang masih takut menghadapi hari kedepannya, aku cuma mau berpesan. Kita mau memberontak sekeras apapun, hari itu akan tetap terjadi, kan? So, nggak ada cara lain selain menjalaninya.

Selasa, 30 November 2021

Fase Hidup

November 30, 2021 0 Comments
Kadang rasa gagal membuat kita enggan beranjak, dan memulai lagi harapan baru. Karena, ya, takut gagal lagi. Jatuh lagi. Dan begitu seterusnya.

Fase di mana semangat kita seolah berada di titik kurva terendah. Takut mencoba lagi, dan mengurung diri dari dunia. Merasa payah, kecewa, dan nggak mau lagi berharap untuk ke depannya.

Awalnya sulit banget bangkit dari keterpurukan. Tapi, kalau terus-terusan begitu, hidup ini bakal stuck di fase yang sama. Dalam keadaan yang sama, karena kita sendiri yang nggak mau merubah keadaannya.

Perlahan tapi pasti, coba membenahi diri. Dengan membangkitkan kepercayaan terhadap diri sendiri kalau ini nggak akan berlangsung lama. Dalam kehidupan memang ada fase seperti itu. Tapi, ibarat roda yang selalu berputar, nantinya akan ada fase di mana semua rasa kecewa itu terbayarkan.


Seleksi Alam

November 30, 2021 0 Comments
Memang, ya. Nggak ada yang bisa diharapkan kecuali diri sendiri. Kita nggak bisa terus-terusan bergantung sama orang lain, karena kita nggak tau kapan seleksi alam itu akan terjadi lagi, lagi, dan lagi. Hingga menyisakan orang yang benar-benar tulus ada di samping kita. Mungkin aja, malah nggak ada sama sekali.

Yah, namanya juga seleksi alam. 

Yang terpenting sih, mulai sekarang percaya dengan diri sendiri. Berharap juga sama diri sendiri. Jangan mengharapkan sesuatu dari orang yang nggak tau bakal selalu ada di samping kita atau nggak. 

Keep strong jiwa-jiwa mandiri.





Minggu, 28 November 2021

Kamu dan Semestanya

November 28, 2021 1 Comments
Kamu dan semestanya.
Bukan semestanya adalah kamu.

Untuk kamu, aku hanya ingin berpesan. Bukan tidak bisa merelakan dia. Kemungkinan sudah ada di depan mata, hanya saja kamu yang terlalu terpaku di tempat. Tidak mau beranjak. 

Sulit, sih, memang. Tapi coba bayangkan. Jika kamu hanya diam, berdiri memandangi dia yang sudah bersama dunia barunya, padahal di depan sana, seseorang yang tepat sudah menunggu. Hanya saja kamu yang belum berani untuk melangkah. 

Banyaklah belajar dari waktu. Yang terus berjalan maju, tanpa berputar lagi ke masa lalu. 

Jika takut jatuh ke dalam kubang yang sama, seharusnya pelajaran di masa lalu cukup untuk membuatmu menjadi pribadi yang lebih lihai dalam memilih jalan yang akan dilewati. Jangan pilih yang berkubang lagi, yang akan membuatmu jatuh hingga tak bisa bangkit kembali.
 
Kini tinggal kamu. Bukan lagi kamu dan semestanya. Karena kamu sudah berani mengambil langkah pertama untuk melupakan dia. Kamu sudah tidak lagi menjadi bagian hidupnya. 

Kini tinggal kamu. Yang harus mencari semestamu yang baru. 









Waktu

November 28, 2021 0 Comments
Aku dulu terlalu angkuh, membiarkan waktu berlalu, tanpa menyadari jika setiap detik yang kita lewati akan menjadi kenangan di kemudian hari.

Momen sekecil apapun adalah kenangan berharga yang seharusnya nggak kita sia-siakan ketika melewatinya. Ya, aku baru sadar jika setiap detik itu berharga. 

Momen-momen kecil yang dulu aku sering abaikan, kini malah kuharapkan dapat terulang. Tapi itu tidak akan mungkin terjadi, bukan?

Sabtu, 27 November 2021

Menyesal

November 27, 2021 0 Comments

Pernah menyesal dengan apa yang menjadi pilihanmu?

Selamat. Kamu termasuk orang yang nggak percaya dengan dirimu sendiri.

Padahal, yang menjadi pilihanmu tentu saja sudah dipikirkan matang-matang, bukan? Benak dan hati berdiskusi hingga lahirnya sebuah keputusan yang menjadi pilihanmu saat ini. Secara tak langsung, kamu sudah mempercayakan dirimu sendiri untuk menjalani keputusan yang kamu ambil. 

Dan kamu menyesal karena beberapa hal. 

Rasa percaya pada hati nuranimu runtuh. 

Seharusnya tidak begitu. 

Segala sesuatu yang sudah terjadi, tidak patut disesali. Apalagi itu menyangkut pilihanmu sendiri. Walaupun rasa sesal yang teramat masih menggelayuti hati, tidak ada pilihan lain untuk melupakan semua yang terjadi. Tuhan memang menciptakan rasa sesal agar manusia belajar untuk tak mengulangi kesalahan yang sama lagi. Jadikan masa lalu sebagai renungan, agar tak ada kata "menyesal" di kemudian hari. 

Jumat, 26 November 2021

Pilihan

November 26, 2021 0 Comments
Terkadang perbedaan pendapat membawa kita pada pilihan yang tidak kita inginkan.

Dalam kehidupan pribadiku, hal itu terjadi dan kini aku tengah merasakan. Dengan setengah hati, aku mengikuti kata orangtuaku untuk memilih jurusan yang tidak aku impikan. Bukan tujuanku, bukan minatku, bukan mauku.

Apa mungkin kalian juga pernah atau bahkan tengah mengalami hal ini?

Memang berat menjalani sesuatu yang kita jalani sehari-hari dengan tidak sepenuh hati. Aku merasakannya sendiri, bagaimana sulitnya aku beradaptasi, berusaha mencintai pilihan yang sudah terjadi. 

Tapi, aku mencoba mengambil sisi baik dan hikmah di balik ini semua. Bisa saja Tuhan sudah menyiapkan yang terbaik dari suatu hal yang tidak kita rencanakan. 

Let it flow.

Kata yang kini sangat menggambarkan kehidupanku. Membiarkan semuanya mengalir begitu saja, mengikuti takdir berjalan sebagaimana mestinya. Karena sesungguhnya kita juga nggak tau apa yang akan terjadi ke depan. Yang bisa kita lakukan sekarang hanyalah mempersiapkan diri untuk menghadapi masa depan tersebut. 

Sekarang kita memiliki jalan yang bertentangan dengan tujuan, tapi cobalah mengambil jalan tengahnya. Kita bisa menggapai tujuan yang sudah direncancanakan dan menjalani pilihan yang sedang terjadi secara bersamaan.

Seperti aku misalnya, memiliki minat yang tinggi pada sastra dan seni, yang kini harus bergelut dengan sulitnya pelajaran akuntansi. Padahal awalnya, aku hanya ingin fokus pada dunia seni dengan mengambil jurusan desain. Tapi, sekarang aku bisa menguasai ketiganya. Yakinlah, akan ada pelajaran di balik "perbedaan pilihan" tersebut. 

Untuk kalian yang tengah berjuang, semoga semangat selalu. Jangan pernah menyerah, karena kesuksesan sudah menunggu kalian di depan sana. 




Terbatas

November 26, 2021 0 Comments
Manusia itu terbatas. Terbatas dalam segala hal. Nggak akan ada manusia yang berhasil menguasai segala bidang tanpa celah.

Manusia itu terbatas. Juga dalam perihal emosi. Seperti yang sering kita dengar, "sabar itu ada batasnya". Bukan tentang sabar saja, semua emosi yang kita punya juga ada batasnya.

Namun, sepertinya banyak orang yang belum mengerti perihal "terbatas" ini. Seperti terlalu memaksakan kehendak. Ibarat mandor yang selalu ingin perintahnya diikuti, tanpa terjun langsung ke lapangan dan merasakan bagaimana cara kerjanya.

Tuhan saja memberikan ujian hidup sesuai dengan kemampuan hambanya. Karena apa? Karena manusia itu terbatas. Nggak semua manusia itu sama. Setiap orang memiliki limit masing-masing dalam diri mereka. 

Orang-orang perlu banyak belajar mengenai perihal 'terbatas'. Agar tidak menganggap manusia lain itu sempurna tanpa celah. Tanpa kurang. Dan selalu harus berada di bawah kendali mereka.