Bukan semestanya adalah kamu.
Untuk kamu, aku hanya ingin berpesan. Bukan tidak bisa merelakan dia. Kemungkinan sudah ada di depan mata, hanya saja kamu yang terlalu terpaku di tempat. Tidak mau beranjak.
Sulit, sih, memang. Tapi coba bayangkan. Jika kamu hanya diam, berdiri memandangi dia yang sudah bersama dunia barunya, padahal di depan sana, seseorang yang tepat sudah menunggu. Hanya saja kamu yang belum berani untuk melangkah.
Banyaklah belajar dari waktu. Yang terus berjalan maju, tanpa berputar lagi ke masa lalu.
Jika takut jatuh ke dalam kubang yang sama, seharusnya pelajaran di masa lalu cukup untuk membuatmu menjadi pribadi yang lebih lihai dalam memilih jalan yang akan dilewati. Jangan pilih yang berkubang lagi, yang akan membuatmu jatuh hingga tak bisa bangkit kembali.
Kini tinggal kamu. Bukan lagi kamu dan semestanya. Karena kamu sudah berani mengambil langkah pertama untuk melupakan dia. Kamu sudah tidak lagi menjadi bagian hidupnya.
Kini tinggal kamu. Yang harus mencari semestamu yang baru.
CrayðŸ˜ðŸ˜
BalasHapus